celah bibir dan langit-langit

Perawatan gigi orthodontik dan operasi gusi bonegraft

Si bocah pertama kali pasang behel di 9 Januari 2019 saat usianya 9,5 tahun. Cerita awal Rael ke drg spesialis orthodontik, sampai pasang behel pertama kali itu, bisa dibaca di sini ya. Tulisan di bawah ini adalah lanjutannya.

…. Lalu pandemi covid pun mendera, libur dulu kontrol gigi bulanan ke drg ortho sampai setahun lebih. Akibatnya behel Rael sudah nyaris lepas semua – mreteli, kalau istilah orang Jawa.  Saat itu, Ibo juga berpikir keras, apakah akan balik ke RS awal atau pindah RS lain untuk melanjutkan perawatan orthodontiknya.  Kenapa ingin pindah?  Karena Rael ada kemungkinan besar harus operasi menutup celah gusinya (bonegraft), dan di RS tempat dia kontrol orthodontik dari awal, untuk sementara operasi bonegraft belum bisa pakai BPJS. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan dan siap dengan segala konsekuensi, setelah pandemi mereda dan sudah ‘agak aman’ (lebih tepat sudah berani) ke RS lagi, Rael pun pindah RS untuk melanjutkan perawatan orthodontik untuk giginya.

Dan… betul dong ada konsekuensi besar dari perpindahan ini.  Waktu bikin janji konsul yang pertama, langsung diinfo untuk membawa foto xray gigi yang terbaru, ada 3 macam foto yang dibutuhkan. Satu macam itu biayanya kurang lebih 300-400 ribuan.  Bikin 3, ya kali 3 saja.  Karena masih hawa-hawa pandemi, saat foto xray pun anaknya harus pakai APD, bayar lagi pun untuk ini.  Total biaya xray plus-plus itu 1 juta lebih agak banyak.

Berbekal foto xray terbaru, Rael pun konsul pertama ke drg baru. Dicek, ya sudah ambrol semua itu behel, karena setahun lebih tidak kontrol.  Tak ada yang bisa diselamatkan, jadi harus ganti baru semua.  Sebelum pasang baru, sisa-sisa behel dan lainnya yang menempel di gigi harus dibersihkan. Biaya tersendiri lagi, yang Ibo sudah lupa berapa.  Oia, ada satu gigi susu Rael yang tumbuh persis di celah gusinya, dan karena gusinya meleyot ke dalam, gigi itu jadi seperti tumbuh di langit-langit. Gigi tersebut masih gigi susu dan tidak tanggal seperti saudara-saudaranya gigi susu yang lain karena tidak ada bibit gigi tetap yang mendorong dia untuk lepas.  Oleh drg ortho di RS yang lama, gigi susu itu dibiarkan dan tidak (atau belum) disuruh cabut atau apalah, jadi aman saja bertahun konsul orthodontik.  Tapi oleh drg ortho yang baru, langsung disuruh cabut sebelum pasang behel lagi.

Itu gigi susu memang istimewa.  Karena tumbuh persis di celah gusi, tidak sembarang drg bisa (atau mau) mencabutnya. Awalnya ibo kontak teman yang suami istri dokter gigi. Ceritanya mau minta salah satu dari mereka untuk cabut gigi Rael itu.  Mereka ingin melihat foto xray-nya dulu, ealah setelah lihat malah bilang, “Mbak, sama drg yang lain aja ya, gak berani”.  Ya gitu deh, karena memang waktu di RS lama,  drg orthonya pernah menyinggung kalau gigi itu harus dicabut oleh drg sp bedah mulut—yang berpengalaman pegang anak cbl.  Ribet ya.

Akhirnya dengan rujukan dari drg ortho di RS yang baru.  Rael bertandang ke drg bedah mulut (senior dan pengalaman) untuk mencabut gigi susu kecil mungilnya itu.  Cabut gigi susu kecil mungil itu simple? Eits, tidak begitu kalau dalam kamus Rael.  Drama, harus pakai drama dulu.  Rael itu tidak suka disuntik.  Tapi ya siapa sih yang suka disuntik. Jadi, dia butuh waktu (laamaaaa) buat mempersiapkan dirinya untuk berani disuntik. Apalagi disuntik bius dalam mulut, lalu cabut gigi.  Persiapan mentalnya dari pagi sampai siang ketika poli giginya hampir tutup loh.   Dari jadi pasien kedua di pagi hari, sudah duduk manis di depan dokter gigi tapi batal buka mulut karena tidak siap mental, sampai mengumpulkan kekuatan mental di ruang tunggu dan jadi pasien terakhir di siang menjelang ashar.  Semua perawat yang lewat memberi semangat, dan akhirnya berhasil.  Semua proses cabut gigi itu, mulai dari suntik bius sampai giginya dicabut lepas, tidak sampai 5 menit!  Dramanya saja yang nyaris setengah hari lamanya.  Biaya cabut gigi? Hampir 500 ribu.

Demikianlah, setelah semua aman, behel baru pun dipasang.  Biayanya? Kurang lebih sama dengan waktu pasang di RS yang sebelumnya. Kali ini, plus xray, cabut gigi dan lain-lain, total biayanya lebih dari 10 juta.  Setelah pasang behel, sama seperti waktu di RS yang lama, Rael harus kontrol tiap bulan, dan tiap kali kontrol behel di-adjust lagi sesuai kondisi gigi dan rahang yang diinginkan. Kali ini memang untuk persiapan operasi bonegraft, menyambung celah gusinya dengan cangkok tulang.

Celah gusi Rael memang sudah merapat dari sejak dia operasi bibir dan langit-langit di usia bayi balitanya.  Ceritanya saya tulis juga di blog ini, cari sendiri ya.  Karena merapat,  kalau dia tertawa, tidak terlihat ada celah di antara gigi geligi depannya.  Nah, karena akan bonegraft, celah yang merapat itu ternyata dilebarkan lagi dengan memakai behel.  Tujuannya untuk memberi ruang tempat tulang dicangkok di celah gusinya, supaya tumbuh tulang baru dan gusinya bisa menyatu seperti kita-kita yang tidak cbl.

Kenapa Rael harus bonegraft dan gusinya harus disambung? Orang dengan celah bibir, langit dan gusi biasanya dalam tumbuh kembangnya akan punya wajah yang khas, rahang bawahnya lebih maju daripada rahang atasnya. Cameuh atau nyakil (seperti buto cakil) kalau istilah Bahasa daerah Sunda dan Jawa.

Buto Cakil dengan gigi cameuh
Orthodontic Facemask

Gak cakep kan seperti itu? Nah, dengan perawatan orthodontik, posisi rahang kurang normal itu bisa diperbaiki.  Rahang atasnya ditarik pakai alat yang namanya Facemask.  Selain itu, dalam waktu bersamaan, rahang atasnya harus juga diperlebar dengan menggunakan expander. Ada beberapa macam expander, dan yang Rael akan pakai namanya Quad Helix.  

Quad Helix untuk melebarkan rahang sekaligus menormalkan posisi gigi geligi.

Karena fungsi 2 alat itu untuk menarik dan melebarkan rahang (gusi), maka gusinya tidak boleh bercelah dan putus, harus tersambung bagus dan kuat tulangnya, seperti gusi kita yang tidak cbl.  Karena itulah, sebelum bisa pakai Facemask dan Quad Helix, Rael harus operasi bonegraft dulu.  Operasinya pun harus sukses, dalam arti tulangnya tumbuh bagus dan celah gusinya tersambung dengan kuat.  Memang, seperti juga operasi menutup celah bibir atau langit-langit, operasi menutup celah gusi ini bisa gagal juga. Bismillah aman ya.

Untuk setiap anak cbl, drg spesialis orthodontiknya yang akan menentukan apakah harus operasi bonegraft atau tidak, dan pada usia berapa harus dilakukan. Tiap anak cbl beda-beda sekali program perawatan gigi dan rahangnya ini.

Oke, setelah diinfo oleh drg ortho kalau Rael harus pakai 2 alat itu dan harus operasi gusi sebelumnya, maka tanggal operasi pun ditentukan oleh dokter bedah. Kurang lebih 1 tahun setelah memakai behel yang baru, Rael bisa operasi gusi. Seperti juga operasi bibir dan langit-langit, sebelum operasi gusi, Rael harus cek lab darah dan foto xray dada (thorax), lalu hasilnya dibawa ke dsa dan dokter anestesi.  Semua ini dilakukan di RS yang sama tempat dia akan operasi.  Setelah acc disetujui semua, Rael pun mulai rawat inap semalam sebelum tindakan operasi dilakukan.

Singkat cerita, operasi bonegraft Rael sukses dan bisa pulang sehari setelah operasi.  Jadi di RS menginap 2 malam saja, sebelum dan sesudah operasi.  Setelah operasi, ada konsul ke dokter bedah pada 7 dan 14 hari pasca operasi, lalu 1, 2 dan 3 bulan. Saat kontrol hari ke-7, jahitan di kakinya dibuka. Untuk obat, sama seperti operasi bibir dan langit-langit, hanya pereda nyeri Paracetamol dan antibiotik. Untuk kakinya, dikasih salep antibiotik saja. Pasca operasi tentu ada perawatan khusus di rumah. Jangan kaget kalau dalam 2-3 hari pasca operasi, pipi dan wajahnya bengkak besar.  Itu normal saja, dan ditambah 2-3 hari lagi, bengkaknya pun hilang.  Sampai 1 bulan pasca operasi, makanan harus lunak. Selain itu, belum boleh olah raga berat dulu.  Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di bawah ini ya panduan perawatan pasca bonegraft yang diberikan RS.

Panduan perawatan pasca operasi gusi bonegraft dari CCC RSCM.

Etapi, kenapa tidak boleh olah raga berat dulu, yang dioperasi kan gusinya di dalam mulut? Ya itu karena cangkok tulangnya diambil dari kaki! Jadi ada 2 bagian yang harus dirawat sampai sembuh total: gusi dan kakinya. Gak bisa jalan dong?  Tenang saja, ternyata pemulihannya cukup cepat.  Rael operasi hari Kamis, Jumat pulang ke rumah, hari Minggu-nya dia sudah bisa jalan-jalan ke mall cari bubur. Walaupun pemulihan pasca operasinya cepat, tapi berhasil atau tidaknya operasi – dalam arti tulang gusinya tumbuh sesuai harapan atau tidak— baru bisa diketahui setelah 6 bulan. Ibo harus deg-degan menunggu hasil selama setengah tahun!  Operasi gusi bulan Agustus 2022, hasil akhir baru diketahui bulan Februari 2023.  Rael deg-degan tidak? Mungkin iya, tapi dia gak ngomong sama ibunya.

Tulang yang dicangkok ke celah gigi diambil dari dekat lutut.

Bulan Februari 2023, Rael xray lagi untuk mengetahui hasil akhir operasinya.  Ealah, pas Bu drg cek foto xray-nya ternyata blur dong, dan harus foto ulang.  Ya ampun, ada aja ya dramanya.  Diperpanjang lagi deh deg-degan-nya Ibo.  Berbekal foto xray yang baru (untung gak harus bayar lagi karena foto blur adalah kesalahan lab-nya), kami balik kontrol ke drg.  Kali ini, foto sudah jelas, Bu drg juga sudah diskusi dengan Pak dokter bedah.  Sambil keluar ruangan, Pak Dokter dengan riang mengabari Ibo yang sedang duduk di ruang tunggu, kalau hasil operasinya bagusss, sehingga Rael bisa lanjut pakai alat ortho Facemask dan Quad Helix. Thank you Dok!

Anaknya pun duduk manis lagi di kursi dokter gigi.  Tapiii…. pas Bu drg lihat langsung gusi Rael, ada tulang-tulang cangkokan, keci-kecil putih mencuat nongol di gusi. Melihat itu beliau belum  berani kasih keputusan bisa lanjut pakai alat baru atau tidak. Perlu diskusi lagi dengan dokter bedah katanya. Mendengar itu, kami pulang dengan sedikit lunglai. Sampai di rumah, Ibo langsung WA dokter bedah, menanyakan ulang tentang tulang yang mencuat keluar dari gusi itu.  Kata Pak dokter bedah itu tidak apa-apa dan biasanya akan lepas sendiri.  Alhamdulillah benar, 2 hari kemudian Rael lapor tulang yg nongol itu ada yang copot. 

Setelah menunggu lagi, yang rasanya lamaaa banget (entah beberapa hari atau minggu),  suster RS memberi kabar kalau diskusi antara Pak dokter bedah dan Bu drg ortho menyimpulkan bahwa hasil operasi bonegraft Rael cukup baik dan bisa lanjut pakai Facemask dan Quad Helix.  Alhamdulillah.  Tapi harus tunggu sampai libur lebaran selesai dulu baru ke drg ortho lagi. Ini saja sudah bisa bikin Ibo super galau, karena kalau mau membuat rahang atasnya sukses maju ke posisi normal, itu harus kejar-kejaran waktu dengan masa pertumbuhan (growth sprut) anak di usia (menjelang) remaja.  Kalau telat dan pertumbuhan sudah melambat atau berhenti, tidak akan bisa lagi ditarik maju rahang atasnya.  Rael saat operasi gusi sudah usia 13 tahun, sudah termasuk telat. Jadi Ibo menunggu 1-2 hari atau 1-2 minggu saja untuk Rael mulai pakai Facemask dan Quad Helix, sudah galau banget. Takut sekali sudah semakin terlambat karena umur dan pertumbuhan jalan terus.

Memang ujian paling besar untuk ortu anak cbl itu SABAR. Harus sabar di setiap tahapan yang dilalui. Sabar kalau operasi tertunda, sabar kalau perawatan lain tertunda, sabar, sabar dan sabar.  Ternyata, Ibo masih harus memperpanjang sabar lagi untuk urusan ortho Rael ini. Pas hari pertama masuk pasca lebaran, Rael sudah duduk manis lagi di kursi drg, siap pasang Quad Helix dan pulang memakai Facemask.  Ealah, ini pun harus tertunda lagi.  Quad helix memang sudah terpasang mantab, tapi Facemask nanti dulu ya.  Kenapa??  Rael itu, waktu awal pasang behel baru, dia juga harus pakai Postbite Plat di rahang bawahnya.  Plat ini juga berfungsi untuk memperbaiki posisi rahang bawah terhadap rahang atas supaya normal. Seperti gigi palsu orang tua, plat itu bisa dibuka pasang.  Harganya 800 ribu, lumayan kan.  Dan kalau jatuh, bisa patah. Jadi, Ibo wanti-wanti banget supaya plat itu jangan sampai patah supaya tidak harus buat lagi yang baru.  Untuk bisa pakai Facemask, plat itu juga harus dipakai, tidak bisa hanya Facemask saja.  Tapi kok ya, bisa-bisanya pas di kursi drg itu Rael baru lapor kalau malam sebeumnya plat itu patah, kemungkinan karena lepas saat dia pakai tidur dan ketindih badannya sendiri. 

Ya Allah, memang betul-betul ujian sabar.  Facemask harus tunggu seminggu lagi sebelum bisa dipakai, menunggu sahabat karibnya si postbite plat jadi.  Ada-ada aja yah.

Gigi Rael waktu pertama kali pasang behel di 2019. Giginya setelah rapi tapi masih ada celah gusi. Gusi dan giginya setelah operasi bonegraft di 2022.

Catatan tambahan: Alat-alat orthodontik ini memang harus dipakai sepanjang waktu. Postbite plat dipakai 24 jam, bahkan saat tidur dan makan. Dibuka kalau mau dibersihkan saja. Behel dan Quad Helix dipasang permanen sampai tujuannya tercapai dan nanti dibuka oleh drg. Facemask dipakai minimal 12 jam sehari, termasuk saat tidur malam. Bisa dibuka saat makan atau ke sekolah. Biaya total pasang semua alat ini sekitar 20 juta, belum termasuk kontrol bulanan yang hampir 300 ribu per datang, plus jajan dan jalan-jalannya.

celah bibir dan langit-langit

Kapan bayi/anak cbl (celah bibir langit-sumbing) harus berkunjung ke tenaga kesehatan?

Sejak blog ini saya tinggalkan dan tidak aktif lagi, saya masih suka menulis pendek-pendek dan saya posting di Facebook saja.  Ini salah satu tulisan yang saya posting di page Komunitas SatuSenyum.  Supaya lebih banyak lagi yang bisa baca, saya tulis ulang di sini ya….

Kalau di negara maju, anak cbl itu ditangani oleh tim tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter anak, dokter bedah, terapis wicara, dokter tht, dokter gigi umum, dokter gigi spesialis orthodontik, psikolog dan pekerja sosial.

Nah, jadi KAPAN kita harus bawa anak cbl kita ke:

DOKTER ANAK
Sejak lahir.
Untuk cek kondisi kesehatan umum bayi. Minta dsa untuk cek jantung, paru-paru, pencernaan, lidah, mata, telinga bayi,. Ini utk diagnosa awal, apakah bayi ada kelainan lain selain cblnya atau tidak.

DOKTER BEDAH
Dari lahir, atau menjelang usia 3 bulan, untuk persiapan operasi celah bibirnya. Untuk berikutnya, ikuti tahapan operasi cbl berdasar pada petunjuk dokter bedah.

TERAPIS WICARA
Satu bulan setelah operasi langit-langit. Ini wajib ya, supaya anak bisa bicara normal dan jelas seperti orang lain.

DOKTER THT
Sebelum dan sesudah operasi langit-langit, utk cek pendengaran anak.
Atau, kalau ada keluhan tertentu, mis. keluar cairan dari telinga, ada indikasi anak kurang bisa mendengar, dll terkait telinga, hidung, tenggorokan. Kontrol ke tht setiap 6 bln sekali walau tidak ada keluhan.

DOKTER GIGI UMUM atau DOKTER GIGI ANAK
Dari sejak gigi muncul, kontrol setiap 6 bulan sekali. Anak cbl cenderung memiliki gigi yang gampang rusak, jadi harus rajin sikat gigi dan kontrol ke drg setiap 6 bulan sekali. Gigi susu tidak boleh ada yg rusak kalau akan perawatan gigi orthodontik.

DOKTER GIGI SPESIALIS ORTHODONTIK
Ini untuk anak cbl dgn celah gusi. Mulai kontrol usia 5th. Ikuti saja petunjuk dokter. Biasanya harus kontrol tiap 6bln sekali sampai dengan intervensi rahang dan gigi dgn kawat, dan ops penutupan celah gusi. Bisa sampai usia 18th baru selesai dari drg ortho, stlh gigi dan rahang rapi semua serta stabil.

PSIKOLOG
Dimulai saat anak sdh bisa tes IQ, usia 4 sampai 5 tahun.
Ikuti petunjuk psikolog utk kontrol berikutnya.
Kenapa perlu ke psikolog?
Bisa jadi anak minder krn cblnya. Ini butuh bantuan psikolog supaya tidak minder sampai dewasa.
Anak cbl bisa jadi cerdas luar biasa (IQ superior). Ini butuh arahan psikolog supaya potensi maksimalnya bisa tercapai.

PEKERJA SOSIAL
Komunitas SatuSenyum berfungsi pekerja sosial, utk support apa saja terkait cbl..

celah bibir dan langit-langit

Palatoplasty (dan rhinoplasty): Persiapan dan perawatan operasi celah langit sumbing (dan perbaikan hidung).

Ibo Rael ni, kalau sudah datang malasnya, gak ketulungan deh. Janji pada diri sendiri untuk menyelesaikan tulisan tentang tahapan operasi Rael yang sudah dilewati juga lama tertunda.  Baiklah, tanpa berpanjang-panjang, mumpung mood lagi datang, kita mulai saja ya…  Apa saja sih yang harus disiapkan untuk bisa operasi menutup celah langit atau palatoplasty, dan bagaimana dengan perawatannya nanti… Continue reading “Palatoplasty (dan rhinoplasty): Persiapan dan perawatan operasi celah langit sumbing (dan perbaikan hidung).”

celah bibir dan langit-langit

Artikulasi dan kosa kata anak dengan celah bibir dan langit-langit

Saya lumayan banyak dapat pertanyaan tentang perkembangan bicara anak cbl, baik yang sudah ikut terapi wicara maupun belum.  Sebenarnya, kemampuan bicara satu anak dengan yang lainnya tidak bisa dibanding-bandingkan karena setiap anak memiliki kemampuan belajarnya sendiri-sendiri.  Apabila orang tua khawatir dengan perkembangan bicara anak, bertanya-tanya apakah anak terlambat bicara atau tidak, sebaiknya orang tua segera membawa anak ke terapis wicara.

Terapis wicara biasanya praktek di klinik-klinik khusus atau di bagian Rehabilitasi Medik rumah sakit.  Diagnosa dari dokter rehabilitasi medik dan/atau terapis wicara akan lebih menjelaskan tentang kondisi anak.  Membawa ke terapis atau dokter rehabilitasi medik menjadi lebih penting untuk anak dengan celah bibir dan langit-langit, karena bila terlambat, kondisi suara sengau pada anak akan lebih sulit dihilangkan, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk terapi.

Tapi, untuk menjawab rasa penasaran yang ada sekarang, di bawah ini ada beberapa kata-kata yang mampu diucapkan Rael anak saya, ketika masih berusia 21 bulan dan belum mulai terapi wicara secara intensif:

Continue reading “Artikulasi dan kosa kata anak dengan celah bibir dan langit-langit”

celah bibir dan langit-langit

Terapi bicara dan bahasa untuk anak dengan celah bibir dan langit-langit (sumbing)

AKTIVITAS UNTUK MENGEMBANGKAN SUARA DAN BICARA PADA ANAK DENGAN CELAH BIBIR/LANGIT-LANGIT

Berikut adalah beberapa ide untuk membantu mendorong pergerakan bibir dan lidah serta suara yang penting untuk mengembangkan kemampuan bicara.  Continue reading “Terapi bicara dan bahasa untuk anak dengan celah bibir dan langit-langit (sumbing)”

celah bibir dan langit-langit

Tahapan Perawatan Celah Bibir dan Langit-langit (Bibir sumbing)

Moms and Dads, bila kita dikaruniai Allah, seorang bayi mungil dengan celah bibir, langit-langit dan gusi (labiognatopalatoschizis) atau salah satu dan salah duanya, hal pertama yang harus kita lakukan adalah membawa si kecil ke dsa (dokter spesialis anak).  Minta dsa untuk memeriksa bayi kita, apakah hanya ada cbl atau ada kelainan lainnya (multiple birth defects).  Bila hanya ada cbl, maka si kecil dapat dirawat seperti layaknya bayi normal lainnya sejak dia sampai di rumah.  Bagaimana memberi susu pada bayi dengan cbl bisa dibaca di sini.

Namun, bila ada kelainan lain, maka si kecil akan memerlukan perawatan dan/atau terapi lain terkait kelainannya tersebut, dan dsa dapat membantu anda mendiagnosa dan memberi saran terbaik tentang apa yang harus dilakukan berikutnya.

Untuk cblnya sendiri, tahapan penatalaksanaan yang akan dijalani oleh penderita celah bibir dan langit-langit antara lain adalah:

(1) Operasi pada celah bibir saat memasuki usia 10 minggu/3 bulan dengan berat minimal 5 kg, dan kadar hemoglobin 10 gr%. Dikenal juga dengan istilah ‘rules of 10″, anak sudah mencapai berat 10 pounds, hb 10 dan usia sudah 10 minggu. Continue reading “Tahapan Perawatan Celah Bibir dan Langit-langit (Bibir sumbing)”