celah bibir dan langit-langit

Merapikan gigi anak celah bibir langit (CBL – bibir sumbing)

Anak yang terlahir dengan celah bibir dan/atau langit-langit biasanya juga memiliki celah gusi.

Celah gusi tersebut biasanya menyebabkan gigi atas tumbuh berantakan, saling bertumpuk, terutama di bagian celahnya. Gigi geligi juga bisa tumbuh lebih atau kurang dari yang seharusnya, walau umumnya jumlah gigi yang tumbuh sesuai yang seharusnya.

Untuk mengatasi gigi yang berantakan itu, dalam tahapan perawatan cbl sudah termasuk berkunjung ke dokter gigi spesialis orthodontis.  Rael mulai datang untuk konsul ke dokter gigi spesialis orthodontis di usia 5,5 tahun.  Ini agak telat sedikit karena yang direkomendasikan adalah mulai umur 4 tahun.  Kenapa umur 4 tahun? Kan masih kecil banget…  Ya, itu ada beberapa alasan yang mendasari, yaitu:

  1. Dokter gigi perlu memantau pertumbuhan gigi dan rahang anak dari sejak gigi susunya kumplit tumbuh semuanya. Ini akan membantu dokter gigi menentukan intervensi apa yang paling tepat untuk si anak.  Susunan gigi geligi dan bentuk rahang anak cbl sangat berbeda satu sama lain, sehingga intervensinya pun khas untuk setiap anak.  Ini juga makanya tidak bisa mengira-kira dari jauh hari anak kita nanti bakal pakai apa saat waktunya perawatan gigi orthodontik.
  2. Membiasakan anak pada dokter gigi dan tindakan perawatan giginya. Walaupun sudah umur 6-7 tahun, anak tetap susah lho nurut buka mulut dengan baik dan benar di depan dokter gigi. Kita aja yang dewasa lebih sering ngerinya kalau ke dokter gigi kan.  Karena itu dari kecil mereka sudah mulai kontrol ke dokter gigi orthodontis ini.  Bisa banget terjadi, 2-3 kali datang, anak masih menutup mulutnya rapat-rapat walau sudah duduk manis di kursi periksa 😀

Jadi, kira-kira seperti itu.

Perawatannya sendiri bagaimana?

Dari sejak anak sudah mau kompromi, buka mulut tanpa protes, dokter gigi akan mulai mengumpulkan data gigi dan rahang anak.  Anak akan diambil foto wajahnya, dari depan dan samping kiri kanan (foto profil).  Lalu foto x-ray panoramik gigi dan seluruh tengkorak dari depan dan samping.   Rahang dan gigi juga dicetak seperti kalau mau membuat gigi palsu. Biaya keseluruhan sekitar 400 ribuan kalau gak salah ingat.  Ini sudah lama sih ya, sudah hampir 5 tahun yang lalu.  Tidak perlu khawatir kalau semua itu tidak tercapai dalam satu kali kunjungan ke RS.  Paling sering gagal itu saat mau cetak gigi. Ada anak muntah karena alat cetak besar yang masuk ke mulutnya. Ada yang lidahnya bener-bener terus mendorong keluar alat cetak sehigga tidak terjadi 😛   dan kegagalan lainnya.  Tugas kita ya kasih pengertian ke si bocah, supaya next visit ke RS, bisa berhasil lancar semuanya.

Setelah pengambilan data pertama tersebut, anak harus datang lagi untuk kontrol setiap 6 bulan sekali. Dokter akan cek kondisi gigi geligi secara umum. Kalau ada yang bolong akan disuruh tambal di dokter gigi umum saja.  Pokoknya, saat ke dokter gigi spesialis orthodontis, kondisi gigi susu anak harus sehat, kuat dan kinclong.  Kalau sudah terlanjur rusak, betulin semua dulu yaa Moms and Dads…  Biaya kontrol setiap 6 bulan ini seperti umumnya konsul ke dokter spesialis saja, sekitar 250-300 ribu rupiah.

Di antara kontrol setiap 6 bulan tersebut, setahun sekali, biasanya diminta ulang foto x-ray panoramik gigi dan rahang. Foto x-ray dibuat di bagian radiologi RS. Biaya sekali foto 165 ribu kalo gak salah ingat. Tiap RS akan beda-beda juga ya biayanya.  Cetak gigi-rahang juga dilakukan setahun sekali. Jadi dokter gigi akan punya data perkembangan gigi-rahang anak setiap tahun.   Ini akan dilakukan sampai dokter gigi melihat kondisi anak yang siap diintervensi.  Beda-beda juga tiap anak.

Kalau Rael, dia langsung pakai kawat gigi/behel.  Ini pun harus tunggu sampai umurnya 9 tahun, karena ternyata akar gigi tetap Rael lama tumbuh panjang dan kuatnya.  Sekarang pun, baru 3 gigi yang bisa dipasangi pengait behel.  Biaya pasang behel  8,5 juta.   Lalu anak harus kontrol setiap 4-6 minggu sekali.  Nah, sampai saat tulisan ini dibuat, Rael baru kontrol sekali.  Dia pasang behel tanggal 9 Januari 2019 yang lalu.  Ternyata, saat kontrol, behelnya diganti, disesuaikan lagi dengan kondisi anak yang terkini.  Ya ampyun, keluar lagi biaya 470 ribu.  Siap-siap, setiap bulan bakal ada pengeluaran tambahan seperti ini. Plus ekstra jalan-jalan dan jajan setiap pulang kontrol dari RS  😀

Gambar di bawah ini memperlihatkan kawat gigi Rael yang sekarang (atas) dan yang dipasang sekitar 6 minggu lalu (bawah).  Baru 3 gigi yang dipasangi karena gigi taringnya kiri kanan belum ganti menjadi gigi tetap.

Behel Rael

Di tulisan saya, Tahapan Perawatan Anak CBL,  saya menyebut tentang pemakaian palatal expander, facemask dan kawat gigi dalam urutan umur tertentu.  Ternyata,  tidak harus seperti itu juga urutannya. Teman seperjuangan Rael, ada yang pakai palatal expander dulu di usia 9 tahun.  Ada juga yang pakai face mask dulu di usia 7 tahun.  Jadi memang benar-benar disesuaikan kebutuhan anaknya ya…  Kita juga tidak bisa memprediksi dari sekarang, anak kita nanti bakal seperti apa dulu intervensinya.

So, tugas ortu yang utama, ya menjaga gigi anak tetap sehat dan kuat mulai dari gigi susu pertamanya muncul. Agar saat waktunya ke dokter gigi spesialis orthodontis, tidak ada lagi biaya ekstra untuk tambal gigi.  Duh, satu gigi aja mahal, bagaimana kalau rusak semua huhuhu….

4 thoughts on “Merapikan gigi anak celah bibir langit (CBL – bibir sumbing)”

  1. Mb Diah.. anak sy umur 10th tp blm pernah kontrol gigi, mengingat dlu ketika dia umur 4th kondisi keuangan kami blm stabil dan setelah itu sy punya ank yg ke 2 dan 3 lumayan deket jaraknya. Alhamdulillah skrg keuangan kami skrg sudah lbh baik, lalu skrg baiknya hrs bagaimana, sudah telat ya utk ke dokter gigi…

    Jawab:
    Belum terlambat Mbak. Segera saja ke drg sp orthodontik.

Leave a comment