celah bibir dan langit-langit

Merapikan gigi anak celah bibir langit (CBL – bibir sumbing)

Anak yang terlahir dengan celah bibir dan/atau langit-langit biasanya juga memiliki celah gusi.

Celah gusi tersebut biasanya menyebabkan gigi atas tumbuh berantakan, saling bertumpuk, terutama di bagian celahnya. Gigi geligi juga bisa tumbuh lebih atau kurang dari yang seharusnya, walau umumnya jumlah gigi yang tumbuh sesuai yang seharusnya.

Untuk mengatasi gigi yang berantakan itu, dalam tahapan perawatan cbl sudah termasuk berkunjung ke dokter gigi spesialis orthodontis.  Rael mulai datang untuk konsul ke dokter gigi spesialis orthodontis di usia 5,5 tahun.  Ini agak telat sedikit karena yang direkomendasikan adalah mulai umur 4 tahun.  Kenapa umur 4 tahun? Kan masih kecil banget…  Ya, itu ada beberapa alasan yang mendasari, yaitu:

  1. Dokter gigi perlu memantau pertumbuhan gigi dan rahang anak dari sejak gigi susunya kumplit tumbuh semuanya. Ini akan membantu dokter gigi menentukan intervensi apa yang paling tepat untuk si anak.  Susunan gigi geligi dan bentuk rahang anak cbl sangat berbeda satu sama lain, sehingga intervensinya pun khas untuk setiap anak.  Ini juga makanya tidak bisa mengira-kira dari jauh hari anak kita nanti bakal pakai apa saat waktunya perawatan gigi orthodontik.
  2. Membiasakan anak pada dokter gigi dan tindakan perawatan giginya. Walaupun sudah umur 6-7 tahun, anak tetap susah lho nurut buka mulut dengan baik dan benar di depan dokter gigi. Kita aja yang dewasa lebih sering ngerinya kalau ke dokter gigi kan.  Karena itu dari kecil mereka sudah mulai kontrol ke dokter gigi orthodontis ini.  Bisa banget terjadi, 2-3 kali datang, anak masih menutup mulutnya rapat-rapat walau sudah duduk manis di kursi periksa 😀

Jadi, kira-kira seperti itu.

Perawatannya sendiri bagaimana?

Dari sejak anak sudah mau kompromi, buka mulut tanpa protes, dokter gigi akan mulai mengumpulkan data gigi dan rahang anak.  Anak akan diambil foto wajahnya, dari depan dan samping kiri kanan (foto profil).  Lalu foto x-ray panoramik gigi dan seluruh tengkorak dari depan dan samping.   Rahang dan gigi juga dicetak seperti kalau mau membuat gigi palsu. Biaya keseluruhan sekitar 400 ribuan kalau gak salah ingat.  Ini sudah lama sih ya, sudah hampir 5 tahun yang lalu.  Tidak perlu khawatir kalau semua itu tidak tercapai dalam satu kali kunjungan ke RS.  Paling sering gagal itu saat mau cetak gigi. Ada anak muntah karena alat cetak besar yang masuk ke mulutnya. Ada yang lidahnya bener-bener terus mendorong keluar alat cetak sehigga tidak terjadi 😛   dan kegagalan lainnya.  Tugas kita ya kasih pengertian ke si bocah, supaya next visit ke RS, bisa berhasil lancar semuanya.

Setelah pengambilan data pertama tersebut, anak harus datang lagi untuk kontrol setiap 6 bulan sekali. Dokter akan cek kondisi gigi geligi secara umum. Kalau ada yang bolong akan disuruh tambal di dokter gigi umum saja.  Pokoknya, saat ke dokter gigi spesialis orthodontis, kondisi gigi susu anak harus sehat, kuat dan kinclong.  Kalau sudah terlanjur rusak, betulin semua dulu yaa Moms and Dads…  Biaya kontrol setiap 6 bulan ini seperti umumnya konsul ke dokter spesialis saja, sekitar 250-300 ribu rupiah.

Di antara kontrol setiap 6 bulan tersebut, setahun sekali, biasanya diminta ulang foto x-ray panoramik gigi dan rahang. Foto x-ray dibuat di bagian radiologi RS. Biaya sekali foto 165 ribu kalo gak salah ingat. Tiap RS akan beda-beda juga ya biayanya.  Cetak gigi-rahang juga dilakukan setahun sekali. Jadi dokter gigi akan punya data perkembangan gigi-rahang anak setiap tahun.   Ini akan dilakukan sampai dokter gigi melihat kondisi anak yang siap diintervensi.  Beda-beda juga tiap anak.

Kalau Rael, dia langsung pakai kawat gigi/behel.  Ini pun harus tunggu sampai umurnya 9 tahun, karena ternyata akar gigi tetap Rael lama tumbuh panjang dan kuatnya.  Sekarang pun, baru 3 gigi yang bisa dipasangi pengait behel.  Biaya pasang behel  8,5 juta.   Lalu anak harus kontrol setiap 4-6 minggu sekali.  Nah, sampai saat tulisan ini dibuat, Rael baru kontrol sekali.  Dia pasang behel tanggal 9 Januari 2019 yang lalu.  Ternyata, saat kontrol, behelnya diganti, disesuaikan lagi dengan kondisi anak yang terkini.  Ya ampyun, keluar lagi biaya 470 ribu.  Siap-siap, setiap bulan bakal ada pengeluaran tambahan seperti ini. Plus ekstra jalan-jalan dan jajan setiap pulang kontrol dari RS  😀

Gambar di bawah ini memperlihatkan kawat gigi Rael yang sekarang (atas) dan yang dipasang sekitar 6 minggu lalu (bawah).  Baru 3 gigi yang dipasangi karena gigi taringnya kiri kanan belum ganti menjadi gigi tetap.

Behel Rael

Di tulisan saya, Tahapan Perawatan Anak CBL,  saya menyebut tentang pemakaian palatal expander, facemask dan kawat gigi dalam urutan umur tertentu.  Ternyata,  tidak harus seperti itu juga urutannya. Teman seperjuangan Rael, ada yang pakai palatal expander dulu di usia 9 tahun.  Ada juga yang pakai face mask dulu di usia 7 tahun.  Jadi memang benar-benar disesuaikan kebutuhan anaknya ya…  Kita juga tidak bisa memprediksi dari sekarang, anak kita nanti bakal seperti apa dulu intervensinya.

So, tugas ortu yang utama, ya menjaga gigi anak tetap sehat dan kuat mulai dari gigi susu pertamanya muncul. Agar saat waktunya ke dokter gigi spesialis orthodontis, tidak ada lagi biaya ekstra untuk tambal gigi.  Duh, satu gigi aja mahal, bagaimana kalau rusak semua huhuhu….

celah bibir dan langit-langit

Perawatan gigi orthodontik dan operasi gusi bonegraft

Si bocah pertama kali pasang behel di 9 Januari 2019 saat usianya 9,5 tahun. Cerita awal Rael ke drg spesialis orthodontik, sampai pasang behel pertama kali itu, bisa dibaca di sini ya. Tulisan di bawah ini adalah lanjutannya.

…. Lalu pandemi covid pun mendera, libur dulu kontrol gigi bulanan ke drg ortho sampai setahun lebih. Akibatnya behel Rael sudah nyaris lepas semua – mreteli, kalau istilah orang Jawa.  Saat itu, Ibo juga berpikir keras, apakah akan balik ke RS awal atau pindah RS lain untuk melanjutkan perawatan orthodontiknya.  Kenapa ingin pindah?  Karena Rael ada kemungkinan besar harus operasi menutup celah gusinya (bonegraft), dan di RS tempat dia kontrol orthodontik dari awal, untuk sementara operasi bonegraft belum bisa pakai BPJS. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan dan siap dengan segala konsekuensi, setelah pandemi mereda dan sudah ‘agak aman’ (lebih tepat sudah berani) ke RS lagi, Rael pun pindah RS untuk melanjutkan perawatan orthodontik untuk giginya.

Dan… betul dong ada konsekuensi besar dari perpindahan ini.  Waktu bikin janji konsul yang pertama, langsung diinfo untuk membawa foto xray gigi yang terbaru, ada 3 macam foto yang dibutuhkan. Satu macam itu biayanya kurang lebih 300-400 ribuan.  Bikin 3, ya kali 3 saja.  Karena masih hawa-hawa pandemi, saat foto xray pun anaknya harus pakai APD, bayar lagi pun untuk ini.  Total biaya xray plus-plus itu 1 juta lebih agak banyak.

Berbekal foto xray terbaru, Rael pun konsul pertama ke drg baru. Dicek, ya sudah ambrol semua itu behel, karena setahun lebih tidak kontrol.  Tak ada yang bisa diselamatkan, jadi harus ganti baru semua.  Sebelum pasang baru, sisa-sisa behel dan lainnya yang menempel di gigi harus dibersihkan. Biaya tersendiri lagi, yang Ibo sudah lupa berapa.  Oia, ada satu gigi susu Rael yang tumbuh persis di celah gusinya, dan karena gusinya meleyot ke dalam, gigi itu jadi seperti tumbuh di langit-langit. Gigi tersebut masih gigi susu dan tidak tanggal seperti saudara-saudaranya gigi susu yang lain karena tidak ada bibit gigi tetap yang mendorong dia untuk lepas.  Oleh drg ortho di RS yang lama, gigi susu itu dibiarkan dan tidak (atau belum) disuruh cabut atau apalah, jadi aman saja bertahun konsul orthodontik.  Tapi oleh drg ortho yang baru, langsung disuruh cabut sebelum pasang behel lagi.

Itu gigi susu memang istimewa.  Karena tumbuh persis di celah gusi, tidak sembarang drg bisa (atau mau) mencabutnya. Awalnya ibo kontak teman yang suami istri dokter gigi. Ceritanya mau minta salah satu dari mereka untuk cabut gigi Rael itu.  Mereka ingin melihat foto xray-nya dulu, ealah setelah lihat malah bilang, “Mbak, sama drg yang lain aja ya, gak berani”.  Ya gitu deh, karena memang waktu di RS lama,  drg orthonya pernah menyinggung kalau gigi itu harus dicabut oleh drg sp bedah mulut—yang berpengalaman pegang anak cbl.  Ribet ya.

Akhirnya dengan rujukan dari drg ortho di RS yang baru.  Rael bertandang ke drg bedah mulut (senior dan pengalaman) untuk mencabut gigi susu kecil mungilnya itu.  Cabut gigi susu kecil mungil itu simple? Eits, tidak begitu kalau dalam kamus Rael.  Drama, harus pakai drama dulu.  Rael itu tidak suka disuntik.  Tapi ya siapa sih yang suka disuntik. Jadi, dia butuh waktu (laamaaaa) buat mempersiapkan dirinya untuk berani disuntik. Apalagi disuntik bius dalam mulut, lalu cabut gigi.  Persiapan mentalnya dari pagi sampai siang ketika poli giginya hampir tutup loh.   Dari jadi pasien kedua di pagi hari, sudah duduk manis di depan dokter gigi tapi batal buka mulut karena tidak siap mental, sampai mengumpulkan kekuatan mental di ruang tunggu dan jadi pasien terakhir di siang menjelang ashar.  Semua perawat yang lewat memberi semangat, dan akhirnya berhasil.  Semua proses cabut gigi itu, mulai dari suntik bius sampai giginya dicabut lepas, tidak sampai 5 menit!  Dramanya saja yang nyaris setengah hari lamanya.  Biaya cabut gigi? Hampir 500 ribu.

Demikianlah, setelah semua aman, behel baru pun dipasang.  Biayanya? Kurang lebih sama dengan waktu pasang di RS yang sebelumnya. Kali ini, plus xray, cabut gigi dan lain-lain, total biayanya lebih dari 10 juta.  Setelah pasang behel, sama seperti waktu di RS yang lama, Rael harus kontrol tiap bulan, dan tiap kali kontrol behel di-adjust lagi sesuai kondisi gigi dan rahang yang diinginkan. Kali ini memang untuk persiapan operasi bonegraft, menyambung celah gusinya dengan cangkok tulang.

Celah gusi Rael memang sudah merapat dari sejak dia operasi bibir dan langit-langit di usia bayi balitanya.  Ceritanya saya tulis juga di blog ini, cari sendiri ya.  Karena merapat,  kalau dia tertawa, tidak terlihat ada celah di antara gigi geligi depannya.  Nah, karena akan bonegraft, celah yang merapat itu ternyata dilebarkan lagi dengan memakai behel.  Tujuannya untuk memberi ruang tempat tulang dicangkok di celah gusinya, supaya tumbuh tulang baru dan gusinya bisa menyatu seperti kita-kita yang tidak cbl.

Kenapa Rael harus bonegraft dan gusinya harus disambung? Orang dengan celah bibir, langit dan gusi biasanya dalam tumbuh kembangnya akan punya wajah yang khas, rahang bawahnya lebih maju daripada rahang atasnya. Cameuh atau nyakil (seperti buto cakil) kalau istilah Bahasa daerah Sunda dan Jawa.

Buto Cakil dengan gigi cameuh
Orthodontic Facemask

Gak cakep kan seperti itu? Nah, dengan perawatan orthodontik, posisi rahang kurang normal itu bisa diperbaiki.  Rahang atasnya ditarik pakai alat yang namanya Facemask.  Selain itu, dalam waktu bersamaan, rahang atasnya harus juga diperlebar dengan menggunakan expander. Ada beberapa macam expander, dan yang Rael akan pakai namanya Quad Helix.  

Quad Helix untuk melebarkan rahang sekaligus menormalkan posisi gigi geligi.

Karena fungsi 2 alat itu untuk menarik dan melebarkan rahang (gusi), maka gusinya tidak boleh bercelah dan putus, harus tersambung bagus dan kuat tulangnya, seperti gusi kita yang tidak cbl.  Karena itulah, sebelum bisa pakai Facemask dan Quad Helix, Rael harus operasi bonegraft dulu.  Operasinya pun harus sukses, dalam arti tulangnya tumbuh bagus dan celah gusinya tersambung dengan kuat.  Memang, seperti juga operasi menutup celah bibir atau langit-langit, operasi menutup celah gusi ini bisa gagal juga. Bismillah aman ya.

Untuk setiap anak cbl, drg spesialis orthodontiknya yang akan menentukan apakah harus operasi bonegraft atau tidak, dan pada usia berapa harus dilakukan. Tiap anak cbl beda-beda sekali program perawatan gigi dan rahangnya ini.

Oke, setelah diinfo oleh drg ortho kalau Rael harus pakai 2 alat itu dan harus operasi gusi sebelumnya, maka tanggal operasi pun ditentukan oleh dokter bedah. Kurang lebih 1 tahun setelah memakai behel yang baru, Rael bisa operasi gusi. Seperti juga operasi bibir dan langit-langit, sebelum operasi gusi, Rael harus cek lab darah dan foto xray dada (thorax), lalu hasilnya dibawa ke dsa dan dokter anestesi.  Semua ini dilakukan di RS yang sama tempat dia akan operasi.  Setelah acc disetujui semua, Rael pun mulai rawat inap semalam sebelum tindakan operasi dilakukan.

Singkat cerita, operasi bonegraft Rael sukses dan bisa pulang sehari setelah operasi.  Jadi di RS menginap 2 malam saja, sebelum dan sesudah operasi.  Setelah operasi, ada konsul ke dokter bedah pada 7 dan 14 hari pasca operasi, lalu 1, 2 dan 3 bulan. Saat kontrol hari ke-7, jahitan di kakinya dibuka. Untuk obat, sama seperti operasi bibir dan langit-langit, hanya pereda nyeri Paracetamol dan antibiotik. Untuk kakinya, dikasih salep antibiotik saja. Pasca operasi tentu ada perawatan khusus di rumah. Jangan kaget kalau dalam 2-3 hari pasca operasi, pipi dan wajahnya bengkak besar.  Itu normal saja, dan ditambah 2-3 hari lagi, bengkaknya pun hilang.  Sampai 1 bulan pasca operasi, makanan harus lunak. Selain itu, belum boleh olah raga berat dulu.  Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di bawah ini ya panduan perawatan pasca bonegraft yang diberikan RS.

Panduan perawatan pasca operasi gusi bonegraft dari CCC RSCM.

Etapi, kenapa tidak boleh olah raga berat dulu, yang dioperasi kan gusinya di dalam mulut? Ya itu karena cangkok tulangnya diambil dari kaki! Jadi ada 2 bagian yang harus dirawat sampai sembuh total: gusi dan kakinya. Gak bisa jalan dong?  Tenang saja, ternyata pemulihannya cukup cepat.  Rael operasi hari Kamis, Jumat pulang ke rumah, hari Minggu-nya dia sudah bisa jalan-jalan ke mall cari bubur. Walaupun pemulihan pasca operasinya cepat, tapi berhasil atau tidaknya operasi – dalam arti tulang gusinya tumbuh sesuai harapan atau tidak— baru bisa diketahui setelah 6 bulan. Ibo harus deg-degan menunggu hasil selama setengah tahun!  Operasi gusi bulan Agustus 2022, hasil akhir baru diketahui bulan Februari 2023.  Rael deg-degan tidak? Mungkin iya, tapi dia gak ngomong sama ibunya.

Tulang yang dicangkok ke celah gigi diambil dari dekat lutut.

Bulan Februari 2023, Rael xray lagi untuk mengetahui hasil akhir operasinya.  Ealah, pas Bu drg cek foto xray-nya ternyata blur dong, dan harus foto ulang.  Ya ampun, ada aja ya dramanya.  Diperpanjang lagi deh deg-degan-nya Ibo.  Berbekal foto xray yang baru (untung gak harus bayar lagi karena foto blur adalah kesalahan lab-nya), kami balik kontrol ke drg.  Kali ini, foto sudah jelas, Bu drg juga sudah diskusi dengan Pak dokter bedah.  Sambil keluar ruangan, Pak Dokter dengan riang mengabari Ibo yang sedang duduk di ruang tunggu, kalau hasil operasinya bagusss, sehingga Rael bisa lanjut pakai alat ortho Facemask dan Quad Helix. Thank you Dok!

Anaknya pun duduk manis lagi di kursi dokter gigi.  Tapiii…. pas Bu drg lihat langsung gusi Rael, ada tulang-tulang cangkokan, keci-kecil putih mencuat nongol di gusi. Melihat itu beliau belum  berani kasih keputusan bisa lanjut pakai alat baru atau tidak. Perlu diskusi lagi dengan dokter bedah katanya. Mendengar itu, kami pulang dengan sedikit lunglai. Sampai di rumah, Ibo langsung WA dokter bedah, menanyakan ulang tentang tulang yang mencuat keluar dari gusi itu.  Kata Pak dokter bedah itu tidak apa-apa dan biasanya akan lepas sendiri.  Alhamdulillah benar, 2 hari kemudian Rael lapor tulang yg nongol itu ada yang copot. 

Setelah menunggu lagi, yang rasanya lamaaa banget (entah beberapa hari atau minggu),  suster RS memberi kabar kalau diskusi antara Pak dokter bedah dan Bu drg ortho menyimpulkan bahwa hasil operasi bonegraft Rael cukup baik dan bisa lanjut pakai Facemask dan Quad Helix.  Alhamdulillah.  Tapi harus tunggu sampai libur lebaran selesai dulu baru ke drg ortho lagi. Ini saja sudah bisa bikin Ibo super galau, karena kalau mau membuat rahang atasnya sukses maju ke posisi normal, itu harus kejar-kejaran waktu dengan masa pertumbuhan (growth sprut) anak di usia (menjelang) remaja.  Kalau telat dan pertumbuhan sudah melambat atau berhenti, tidak akan bisa lagi ditarik maju rahang atasnya.  Rael saat operasi gusi sudah usia 13 tahun, sudah termasuk telat. Jadi Ibo menunggu 1-2 hari atau 1-2 minggu saja untuk Rael mulai pakai Facemask dan Quad Helix, sudah galau banget. Takut sekali sudah semakin terlambat karena umur dan pertumbuhan jalan terus.

Memang ujian paling besar untuk ortu anak cbl itu SABAR. Harus sabar di setiap tahapan yang dilalui. Sabar kalau operasi tertunda, sabar kalau perawatan lain tertunda, sabar, sabar dan sabar.  Ternyata, Ibo masih harus memperpanjang sabar lagi untuk urusan ortho Rael ini. Pas hari pertama masuk pasca lebaran, Rael sudah duduk manis lagi di kursi drg, siap pasang Quad Helix dan pulang memakai Facemask.  Ealah, ini pun harus tertunda lagi.  Quad helix memang sudah terpasang mantab, tapi Facemask nanti dulu ya.  Kenapa??  Rael itu, waktu awal pasang behel baru, dia juga harus pakai Postbite Plat di rahang bawahnya.  Plat ini juga berfungsi untuk memperbaiki posisi rahang bawah terhadap rahang atas supaya normal. Seperti gigi palsu orang tua, plat itu bisa dibuka pasang.  Harganya 800 ribu, lumayan kan.  Dan kalau jatuh, bisa patah. Jadi, Ibo wanti-wanti banget supaya plat itu jangan sampai patah supaya tidak harus buat lagi yang baru.  Untuk bisa pakai Facemask, plat itu juga harus dipakai, tidak bisa hanya Facemask saja.  Tapi kok ya, bisa-bisanya pas di kursi drg itu Rael baru lapor kalau malam sebeumnya plat itu patah, kemungkinan karena lepas saat dia pakai tidur dan ketindih badannya sendiri. 

Ya Allah, memang betul-betul ujian sabar.  Facemask harus tunggu seminggu lagi sebelum bisa dipakai, menunggu sahabat karibnya si postbite plat jadi.  Ada-ada aja yah.

Gigi Rael waktu pertama kali pasang behel di 2019. Giginya setelah rapi tapi masih ada celah gusi. Gusi dan giginya setelah operasi bonegraft di 2022.

Catatan tambahan: Alat-alat orthodontik ini memang harus dipakai sepanjang waktu. Postbite plat dipakai 24 jam, bahkan saat tidur dan makan. Dibuka kalau mau dibersihkan saja. Behel dan Quad Helix dipasang permanen sampai tujuannya tercapai dan nanti dibuka oleh drg. Facemask dipakai minimal 12 jam sehari, termasuk saat tidur malam. Bisa dibuka saat makan atau ke sekolah. Biaya total pasang semua alat ini sekitar 20 juta, belum termasuk kontrol bulanan yang hampir 300 ribu per datang, plus jajan dan jalan-jalannya.

celah bibir dan langit-langit

Kapan bayi/anak cbl (celah bibir langit-sumbing) harus berkunjung ke tenaga kesehatan?

Sejak blog ini saya tinggalkan dan tidak aktif lagi, saya masih suka menulis pendek-pendek dan saya posting di Facebook saja.  Ini salah satu tulisan yang saya posting di page Komunitas SatuSenyum.  Supaya lebih banyak lagi yang bisa baca, saya tulis ulang di sini ya….

Kalau di negara maju, anak cbl itu ditangani oleh tim tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter anak, dokter bedah, terapis wicara, dokter tht, dokter gigi umum, dokter gigi spesialis orthodontik, psikolog dan pekerja sosial.

Nah, jadi KAPAN kita harus bawa anak cbl kita ke:

DOKTER ANAK
Sejak lahir.
Untuk cek kondisi kesehatan umum bayi. Minta dsa untuk cek jantung, paru-paru, pencernaan, lidah, mata, telinga bayi,. Ini utk diagnosa awal, apakah bayi ada kelainan lain selain cblnya atau tidak.

DOKTER BEDAH
Dari lahir, atau menjelang usia 3 bulan, untuk persiapan operasi celah bibirnya. Untuk berikutnya, ikuti tahapan operasi cbl berdasar pada petunjuk dokter bedah.

TERAPIS WICARA
Satu bulan setelah operasi langit-langit. Ini wajib ya, supaya anak bisa bicara normal dan jelas seperti orang lain.

DOKTER THT
Sebelum dan sesudah operasi langit-langit, utk cek pendengaran anak.
Atau, kalau ada keluhan tertentu, mis. keluar cairan dari telinga, ada indikasi anak kurang bisa mendengar, dll terkait telinga, hidung, tenggorokan. Kontrol ke tht setiap 6 bln sekali walau tidak ada keluhan.

DOKTER GIGI UMUM atau DOKTER GIGI ANAK
Dari sejak gigi muncul, kontrol setiap 6 bulan sekali. Anak cbl cenderung memiliki gigi yang gampang rusak, jadi harus rajin sikat gigi dan kontrol ke drg setiap 6 bulan sekali. Gigi susu tidak boleh ada yg rusak kalau akan perawatan gigi orthodontik.

DOKTER GIGI SPESIALIS ORTHODONTIK
Ini untuk anak cbl dgn celah gusi. Mulai kontrol usia 5th. Ikuti saja petunjuk dokter. Biasanya harus kontrol tiap 6bln sekali sampai dengan intervensi rahang dan gigi dgn kawat, dan ops penutupan celah gusi. Bisa sampai usia 18th baru selesai dari drg ortho, stlh gigi dan rahang rapi semua serta stabil.

PSIKOLOG
Dimulai saat anak sdh bisa tes IQ, usia 4 sampai 5 tahun.
Ikuti petunjuk psikolog utk kontrol berikutnya.
Kenapa perlu ke psikolog?
Bisa jadi anak minder krn cblnya. Ini butuh bantuan psikolog supaya tidak minder sampai dewasa.
Anak cbl bisa jadi cerdas luar biasa (IQ superior). Ini butuh arahan psikolog supaya potensi maksimalnya bisa tercapai.

PEKERJA SOSIAL
Komunitas SatuSenyum berfungsi pekerja sosial, utk support apa saja terkait cbl..

Personal

Rael sekarang

Buat teman-teman yang pernah mampir ke blog ini, dan baca cerita-cerita tentang si bayi Rael, mungkin penasaran, dia udah kayak apa sekarang ya..

Ini dia, sudah hampir 10 tahun umurnya, kelas 4 SD. Rael juga punya adik waktu umurnya 4 tahun. Adiknya, si Joia, tidak cbl.

Untuk tahapan perawatan cblnya, Rael baru saja masuk ke tahap perawatan gigi dan gusi dengan dokter gigi spesialis orthodontik. Bulan lalu, dia baru pasang behel/kawat gigi.  Cerita detilnya menyusul ya…

Rael nyengir

Personal

Saya aktif lagi

Halo… Apa kabar semua?

Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

Saya mau mencoba mengaktifkan blog ini lagi, terutama untuk teman-teman yang memerlukan informasi tentang celah bibir langit-langit (CBL) atau bibir sumbing.

Untuk info lebih lanjut tentang CBL:
http://www.satusenyum.org
Join FB Group Komunitas Satusenyum https://www.facebook.com/groups/komunitas.satusenyum/?ref=group_browse_new
atau LIKE pages Komunitas SatuSenyum https://www.facebook.com/SatuSenyumID/?ref=bookmark

Chat via wa juga bisa…

 

Personal

Tips perawatan awal dan MPASI untuk bayi dengan celah bibir langit (sumbing)

Taken from my twittter account @d33Asri

Tentang perawatan awal anak cbl, buat para ortu yg baru punya baby cbl, yg biasanya bingung musti gimana

1. Pastikan bayi anda tdk ada kelainan lain dan hanya punya #cbl. Kalo hanya ada #cbl, bayi bisa dirawat spt bayi normal lainnya.

2. Walaupun ada celah di bibir dan/atau langit2, bayi bisa minum susu memakai dot biasa.

3. Pakai botol lunak yg bs dipencet2. Pbesar sdkt lubang dot dgn digunting mjd celah 2mm. Pencet2 btl saat mberi susu shg aliran susu lancar.

4. Posisi bayi setengah duduk saat ngedot. Sering2 dibuat sendawa spy tdk gumoh. Susu hrs habis max 15mnt, menandakan bayi sdh lancar ngedot.

5. Kenaikan bb bayi harus baik spt anak normal lainnya. Kalo kurang, cek lg apakah asupan susu sdh cukup dan cara ngedot sdh benar.

6. Saatnya mpasi di usia 6bln, berikan spt mpasi anak tanpa cbl, jgn dibedakan. Buat mpasi sesuai umur. Cari resep dr buku atau internet.

7. Saat awal belajar mkn, bayi cbl akan sering bersin n mknan keluar dr hidung. Jgn panik, itu adaptasi utk bersihkn hdg dr mknan yg mampir.

8. Anak cbl sama dgn anak lainnya. Perawatan dr lahir pun sama.

Demikian TL ttg perawatan awal bayi cbl. Masih bnyak yg tanya ternyata 🙂 Happy parenting!